Rabu, 25 Juli 2012

Sumanto Kanibal Masih Dikurung dalam Kamar


Sumanto, 23 Januari 2003. Dok.TEMPO/ Rommy Fibri
(Sinar Papua)-Purbalingga Pengelola Rumah Sakit Rehabilitasi Mental Bungkanel terpaksa mengurung Sumanto sang manusia kanibal di kamarnya. Hal ini dilakukan agar keluarga pasien lainnya tidak ketakutan.

Menurut pengelola Rumah Sakit Rehabilitasi Mental Bungkanel, Supono Mustajab, Rabu, 25 Juli 2012, Sumanto saat ini masih sering terlihat meracau. Saat ditemui kadang-kadang Sumanto suka berbicara tidak sesuai dengan apa yang ditanyakan.

Saat ini, Sumanto hanya bisa menjalani ibadah puasanya di dalam kamarnya. Petugas rumah sakit akan membuka kamarnya saat mengantarkan hidangan buka puasa untuk Sumanto.

Rumah sakit yang didirikan Supono tersebut sendiri mempunyai 25 kamar. Kamar itu berukuran 3 x 4 meter. Di dalam kamar dilengkapi dengan lemari pakaian, tempat tidur dan kamar mandi dalam.

Supono mengatakan kamar tersebut terdiri dari 15 kamar untuk pasien pria dan sepuluh untuk wanita. Selain perawatan medis, kata Supono, pasien di wisma tersebut juga mendapatkan penanganan spiritual. ”Ada terapi mandi malam, istighosah dan tahlilan,” katanya.

Wisma tersebut saat ini memiliki 300 pasien gangguan mental dan narkoba. Pasien-pasien tersebut berasal dari berbagai daerah di Indonesia. ”Ada 300 pasien. 100 di antaranya dirawat di sini,” kata dia.

Sumanto dikenal sebagai kanibal asal Purbalingga, Jawa Tengah. Pada 2003, pria berusia 40 tahun ini mencuri mayat nenek bernama Mbah Rinah lalu memakan daging jenazah itu. Kepada polisi, Sumanto mengaku sedang memperdalam ilmu di bawah bimbingan seorang ‘guru.’ Dengan memakan mayat, dia akan menjadi kebal, tak terluka oleh goresan senjata, dan mendapat ketenangan batin.

Sumanto dihukum penjara 5 tahun. Namun setelah beberapa kali mendapat remisi, Sumanto dibebaskan pada 24 Oktober 2006 bertepatan dengan Idul Fitri. Ia saat ini berada di Rumah Sakit Mental Bungkanel, Purbalingga.

 
ARIS ANDRIANTO

Sumber: TEMPO.CO,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar