|
Illustrasi |
Manokwari, Sinar Papua - Pemerintah Provinsi Papua Barat
dinilai kurang perhatian atas nasib para pengusaha kecil di Manokwari.
Pasalnya, proposal permintaan bantuan telah diajukan ke Pemprov Papua
Barat maupun Pemkab Manokwari, namun belum di tanggapi.
“Kami jualan pinang dan sayur di jalan. Kami sudah buat permohonan ke
provinsi maupun pemkab, tapi tidak pernah terjawab. Karena pemerintah
tidak memperhatikan, kami terpaksa meminta di koperasi,” ungkap Dorce
Mamori, salah seorang pengusaha.
Keluhan Dorce Mamori disampaikan pada Musyawarah Daerah I Himpunan
Pengusaha Muda Asli Papua (Hipma) di Fujita Hotel, Sabtu (29/9). Menurut Dorce, pinjaman melalui koperasi sebetulnya tidak cukup menguntungkan sebab bunganya tinggi.
Dorce juga menyayangkan pernyataan salahsatu pejabat Pemprov Papua
Barat yang menyebut mama Papua tidak mampu berwirausaha. “Pernyataan
Kepala Biro Investasi dan Penanaman Modal Setdaprov Papua Barat, Decky
Rumbiak bahwa mama Papua tidak mampu berwirausaha, itu kami sangat
kecewa. Kita sudah di beri hikmat untuk berpikir bagaimana mencari hidup
ke depan dan lanjutkan usaha. Hanya kami butuh modal supaya tingkatkan
kami punya usaha,” ungkapnya.
Ia juga menyinggung dana otonomi khusus yang jumlahnya miliaran rupiah
tapi belum mensejahterakan orang Papua. Menurut Dorce, dana Otsus lebih
banyak digunakan oleh pejabat. “Pejabat sendiri yang gunakan untuk
perkaya diri, sejahterakan keluarga, istri dan anak. Padahal, dana Otsus
itu untuk rakyat. Jadi, jangan salah kami bila ada yang berteriak
merdeka karena masyarakat tidak sejahtera.
Welli Wonsiwor, penjual pinang juga mengaku kecewa atas pernyataan
pejabat provinsi Papua Barat yang menyebut, mama-mama Papua tidak mampu
bersaing untuk berwirausaha. “Kalau memang tidak mampu bersaing, tolong
bantu kami agar bisa jual bersaing,” tambahnya.
Musda I Hipma, kemarin dibuka Gubernur Papua Barat diwakili Kepala Biro
Investasi dan Penanaman Modal Setdaprov Papua Barat, Decky Rumbiak.
Pada Musda juga terpilih ketua Hipma, Adeluna Mansim dan Sekretaris
Hengky Yenu
. (SNRP)
Sumber: infopublik.kominfo.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar