Grafis |
Rencana itu disampaikan Sekretaris Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Sutrisno di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri),
kemarin. Dia mengatakan jika pemerintah mengalokasikan uang cukup
banyak untuk daerah perbatasan di 12 provinsi. "Total Rp3,8 triliun
untuk 2012 saja," ujarnya.
Fokusnya, lanjut Sutrisno, untuk membuka wilayah perbatasan itu agar tidak terisolasi
lagi. Namun, pembangunan di tiap tempat bakal berbeda dan disesuaikan
dengan kebutuhan. Yang jelas, sebagian besar memang diarahkan pada
pembangunan akses jalan dan infrastruktur.
Lebih lanjut dia menjelaskan, untuk memuluskan rencana itu BNPP akan bekerja
sama dengan sembilan universitas. Empat kampus yang ada di wilayah
perbatasan yakni Universitas Cendrawasih Papua, Universitas Mulawarman
Samarinda, Universitas Tanjung Pura Kalimantan Barat, dan Universitas
Cendana NTT.
Sedangkan lima kampus lain adalah Universitas Pertahanan milik Dephan, UGM, ITS, ITB,
dan Unpad Bandung. Disamping itu, di desa-desa yang berada di
perbatasan akan dilakukan pelatihan. Terutama pada lima orang yang
terdiri dari kepala desa, tokoh wanita, tokoh pemuda, tokoh pendidik,
dan tokoh masyarakat.
"Mereka akan dilatih di Jakarta. Untuk menanamkan semangat
kebangsaan dalam menjaga perbatasan," terangnya. Mereka juga akan
diberikan ilmu untuk mandiri. Maklum, se
lama ini warga perbatasan kerap menggantungkan hidup dari negara
tetangga ketimbang berusaha mandiri. Itulah kenapa kebutuhan di
perbatasan akan dipenuhi.
Berdasar data yang dimiliki FAJAR, dari
dua belas provinsi perbatasan yang mendapat dana paling banyak adalah
Papua. Jumlah anggaran yang disiapkan mencapai Rp920,748 miliar.
Dibelakangnya, ada Nusa Tenggara Timur sebesar Rp786,630 miliar, dan
Kalimantan Barat Rp 673,292 miliar.
Meski BNPP baru berdiri satu tahun, dia yakin anggaran yang disediakan bisa membuka wilayah perbatasan dan tidak lagi terisolasi.
Seperti kawasan Temajuk yang berada di Kabupaten Sambas. Wilayah yang
sempat menjadi buah bibir karena masalah patok dengan Malaysia itu kini
mulai dibangun jalan.
"Sudah kami buka jalan rintisan. Sekarang, mereka tidak perlu
membelah pantai untuk bisa ke Sambas," imbuh Sutrisno. Memang, saat FAJAR
mengunjungi Temajuk akhir tahun lalu, butuh enam jam untuk mencapai
Temajuk. Tidak ada jalan juga membuat warga lebih menggantungkan hidup
dari Negeri Jiran.
Disamping itu, khusus untuk Kalimantan, ada kebijakan
istimewa dari Kementerian Pekerjaan Umum. Yakni, jalan-jalan di
Kalimantan akan dijadikan sebagai jalan strategis nasional. Artinya,
pemeliharaan akan ditangani pemerintah semua sehingga pembangunan dan
perawatannya bisa lebih maksimal.
Sampai kapan BNPP akan bekerja? Dia mengatakan bakal
bekerja secara kontinyu. Sebab, tidak mungkin bisa mengubah kawasan
perbatasan dengan sangat cepat apalagi dananya terbatas. Oleh sebab itu,
untuk tahun pertama akan dilakukan selama tiga tahun. "Setelah itu,
akan dievaluasi dan direncanakan untuk tahap dua," urainya. (Snrp/you)
Sumber: ipad.fajar.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar