Senin, 10 Desember 2012

Penyaluran BBM Subsidi di Pedalaman Merauke Minim

lustrasi. Konsumsi BBM bersubsidi.
MERAUKE, (Sinar Papua) — Kuota bahan bakar minyak premium dan solar bersubsidi di distrik-distrik pedalaman di Kabupaten Merauke, Papua, tidak mencukupi kebutuhan masyarakat. Akibatnya, warga sering kali mengalami kesulitan mendapatkan BBM bersubsidi.

Anggota DPRD Merauke, Dominikus Ulukyanan, Selasa (11/12/2012), mengatakan, BBM bersubsidi di wilayah pedalaman Kimaam sering mengalami kelangkaan akibat ketidakseimbangan antara kebutuhan dan kuota. Akibatnya, harga BBM selalu melonjak.

Kepala Distrik Kimaam Elyas Mite di Merauke, Papua, mengatakan, kuota premium dan solar bersubsidi di wilayah Kimaam saat ini jauh di bawah kebutuhan masyarakat.
Kuota premium subsidi untuk wilayah Pulau Kimaam yang meliputi Distrik Kimaam, Waan, Tabonji, dan Ilwayab hanya 30 ton per bulan, sedangkan kuota solar subsidi 30 ton per bulan. Kuota ini kurang karena kebutuhan masyarakat terhadap BBM tinggi untuk transportasi air sehingga stok BBM akan cepat habis, katanya.

Elyas mengungkapkan, warga membutuhkan premium untuk bahan bakar perahu motor cepat yang merupakan alat transportasi utama warga. Selain itu juga untuk bahan bakar ketinting atau perahu motor untuk menjaring ikan.

Dengan kuota itu, pemerintah distrik menerapkan pembatasan pembelian BBM subsidi. Pembelian harus disesuaikan dengan kebutuhan. Tidak boleh berlebihan, katanya.

Menurut Elyas, harga premium bersubsidi di Kimaam Rp 5.000 per liter, sedangkan harga eceran premium di kampung pedalaman bisa mencapai Rp 15.000 per liter. "Kami berharap ada penambahan kuota BBM bersubsidi untuk wilayah Kimaam sebab kuota saat ini kurang untuk memenuhi kebutuhan warga," ungkapnya.


Sumber:  KOMPAS.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar