Foto:bd/siwalimanews.com |
Maluku; (Sinar Papua)- Di antara 11
cabang lomba yang dilombakan pada Pesta Paduan Suara Gerejawi
(Pesparawi) Tingkat Nasional X/2012, musik etnik merupakan salah satu
cabang yang sangat menarik. Di cabang lomba, setiap provinsi
menunjukkan kemampuannya mengolah musik gereja dalam nuansa etnik
masing-masing.
Provinsi Maluku juga tak ketinggalan
menunjukkan kemampuannya di cabang musik etnik ini. Wakil dari Provinsi
Maluku membawakan komposisi bertajuk ‘Tilu’ saat lomba musik etnik
Pesparawi Nasional X/2012 yang berlangsung di Gelanggang Olah Raga
(GOR) Kota Kendari, Sabtu (7/7).
Komposisi ‘Tilu’ merupakan karya
komposer Rence Alfons yang dialih bahasa oleh Petrus Huwae Upane. Tilu
dalam bahasa Alune (Maluku Tengah) yang digunakan oleh masyarakat
Negeri Allang berarti tiga. Angka tiga dalam komposisi ini berpatokan
pada tiga bagian besar dalam liturgi calvinis.
Penampilan wakil Provinsi Maluku di
cabang lomba musik etnik diawali dengan penampilan 30 penyanyi yang
dipimpin dirigen Ronny Istia yang menggunakn pakaian tradisional Alune.
Mereka pun mengantur posisi untuk membawakan komposisi ‘Tilu’ yang
terdiri atas tiga fase.
Fase pertama dalam komposisi ini,
merupakan fase menghadap Tuhan. Fase ini dimulai dengan seruan suara
tenor yang membahana. Ini merupakan representasi dari seorang marinyo
(pembaca berita). Gaya pembawa berita oleh marinyo disebut tabaos.
Kalimat somba o mae somba upu Lanit e artinya mari menyembah Allah di tempat yang maha tinggi. Hini mansiai maka panosota artinya kasihanilah kami manusia yang penuh dengan dosa. Sopa e ria lete ha artinya hormat bagi Allah di tempat yang maha tinggi. Sopa e lapoe hidop e artinya hormat kepada sang pemberi hidup.
Pada bagian ini komposer mengagungkan
Allah Tri Tungal dan menempatkan sang pemuja sebagai sosok yang lemah,
tak berdaya dan penuh dosa.
Fase kedua merupakan fase pemberitaan. Fase ini dimulai dengan kalimat hini mansiai lalai na palampa la ane artinya kasihanilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Naka pal tau wa lai laha wa angkene ha pama artinya jangan takut Aku beserta engkau, kemana pun engkau pergi. Imi palampa/plampa sila la kleu artinya kamu adalah garam dunia.
Inti dari fase pemberitaan adalah
manusia diberikan tugas, tanggung jawab dan kekuatan untuk mengasihi
sesama dan menjadi garam dunia.
Fase ketiga, yaitu fase pengutusan. Imi kene la lope sa’o injil ma berarti pergilah kamu beritakukan injil-Ku. Lani Upu Lanit e artinya
pujilah Tuhan. Inti dari fase ini adalah Allah Tri Tunggal memberi
kekuatan kepada kita untuk memberitakan injil Kristus.
Cabang lomba musik etnik diikuti oleh 28
provinsi, yaitu Maluku, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi
Tenggara, Kalimantan Tengah, Papua Barat, Banten, Jambi, Gorontalo,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Yogyakarta,
Jawa Barat, Maluku Utara, Jawa Timur, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur,
Papua, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Sulawesi Utara,
Sumatera Barat, Sulawesi Barat, DKI Jakarta, Sumatera Utara dan
Lampung.
Di hari yang sama, cabang lomba yang
paling terakhir dilombakan, yaitu Solo Remaja/Pemuda Putri. Wakil
Maluku, Maria D Talapessy yang mengikuti cabang lomba tersebut tampil
membawakan lagu wajib ‘Setulus Hatiku MemujiMu’, ciptaan Paulus Dwi
Hananto dan lagu pilihan terikat ‘Syukur PadaMu Tuhan’, ciptaan Bagus
Gangsar Wibisono.
Tampilkan Yang Terbaik
Sementara itu, Koordinator Pelatih
Pesparawi Nasional Provinsi Maluku, Semmy Toisuta kepada wartawan di
Hotel Kubra, Kendari, Sabtu (7/7), menjelaskan semua anggota kontingen
Maluku sudah menampilkan yang terbaik.
“Semuanya sudah tampil baik. Memang ada plus dan minusnya. Namun hal itu juga terjadi dengan kontingen yang lain,” jelasnya.
Dikatakan, secara umum para anggota kontingen Maluku telah menunjukkan talenta yang terbaik sebagaimana yang diberikan Tuhan.
“Penampilan kontingen Maluku telah
memberikan makna dalam konteks musik gereja. Nantinya dewan juri akan
menilai secara profesional. Jadi kita tunggu saja hasilnya yang akan
diumumkan saat penutupan Pesparawi Nasional X/2012, Senin (9/7) malam,”
katanya.
Ia menambahkan, kontingen Maluku masuk
nominasi pada 11 cabang lomba yang dilombakan pada Pesparawi Nasional
X/2012. “Memang ada juga kekurangan, namun kita masuk nominasi pada 11
cabang lomba yang dilombakan,” ungkapnya.
Kontingen Maluku di ajang Pesparawi
Nasional X/2012 mengikuti 11 cabang yang dilombakan, yaitu Solo Anak
(7-9 tahun), Solo Anak (10-13 tahun), Solo Remaja Putri, Solo Remaja
Putra, Vocal Group, Paduan Suara Anak, Paduan Suara Remaja, Paduan
Suara Laki-Laki, Paduan Suara Perempuan, Paduan Suara Dewasa Campuran
serta Musik Etnik.
Sejak pertama kali digelar di Jakara
pada tahun 1983 saat masih bernama Pesparani (Pesta Paduan Suara
Gerejani) dan kemudian berubah menjadi Pesparawi Tingkat Nasional
IV/1993 di Palangkaraya-Kalimantan Tengah hingga Pesparawi Tingkat
Nasional IX/2009 di Samarinda-Kalimantan Timur, kontingen Maluku
berhasil meraih juara umum berturut-turut saat Pesparawi Tingkat
Nasional VII/2003 di Makassar-Sulawesi Selatan dan Pesparawi Tingkat
Nasional VIII/2006 di Medan-Sumatera Utara.
Saat Pesparawi Tingkat Nasional IX/2009
di Samarinda-Kalimantan Timur, kontingen Maluku tak mampu
mempertahankan gelar juara umum tersebut. Gelar juara umum saat itu
diraih kontingen Sulawesi Utara.
Sumber: Berita Daerah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar