Nabire, (Sinar Papua)- Setelah
peristiwa penanghancuran rumah Gunawan, aktifis Papua di Nabire, 20
Juli 2012, pukul 24.00, keesokan harinya, 21 Juli 2012, pukul 04.00,
ayah dari Gunawan, Pak Hanebora, ditodong Pistol oleh seorang anggota
Polisi atas nama Slamet Karisino. Tindakan ketidak manusiawian ini
justru dilakukan oleh Pihak Kepolisian atas nama Slamet. Dan Slamet pun
dalam menodong Pistol tersebut tidak sendirian, Ia memanggil 7
masyarakat Papua (suku Dani) bersamanya. Dari peristiwa tersebut,
terlihat jelas bahwa Gunawan menjadi incaran. Selain itu, terlihat
bahwa, scenario konflik hendak dibuat oleh Aparat di Nabire.
Keterangan lebih jelas datang dari Yones Douw, Aktifis Kemanusiaan Papua dalam komunikasi via selulernya “Sekelompok
orang Papua yang diduga dipakai oleh TNI-Polri menyerang dan
menghancurkan rumah SP Hanebora dan melukai gunawan, mengobrak-ngabrik
seluruh barang yang ada di kamar-kamar”. Menurutnya lagi “bentuk pengobrak-abrikan itu hanya untuk mencari sesuatu”. Tandasnya “hal
itu terlihat jelas dengan dibawalari sebuah leptop milik Gunawan, dan
kemudian, pada pukul 04.00 WIT, anggota Polisi atas nama Slamet
Korisano datang dan menodong Pistol pada Pak Hanebora”. Menurut aktifis kemanusiaan ini, “Slamet
terlihat lalulalang disekitar tempat kejadian pada pukul 24.00 – ±02.00
WIT dini hari. Dan ia ditegur oleh Pak Hanibora dengan berkata, kamu
ini tugasnya untuk mengamankan, mengacaukan atau membuat provokator. Dan
karena merasa ketahuan, Slamet pergi dan memanggil 7 masyarakat dani,
dan kemudian pada pukul 04.00, datanglah Slamet dan 7 orang tersebut,
dan dengan bahasa lantang, slamet berkata, di mana orang yang memakai
kolor putih. Dan pak Hanebora berkata, pistol itu isi disarungkan. apa
kamu mau agar anak-anak merampasnya. Kemudian Slamet mengeluarkan pistol
dan menodong Pak Hanebora, tanpa alasan yang jelas”. Yones ketika
memberikan keterangan, hanya mengawatirkan, seandainya ada provokator
datang dan merampas Pistol milik slamet, maka semua aparat keamanan yang
sedang menunggu dititik-titik tertentu datang dengan alasan perampasan
senjata dan melakukan tembakan Burtal ke arah Pak Hanebora dan
anak-anaknya yang lain, termaksud Gunawan. Karna sebelum peristiwa
tersebut, beberapa anggota Polisi dan Intel lalu lalang di sekitar
tempat peristiwa, dan yang lainnya berada di toko bukit barisan, menurut
keterangan yang kami dapatkan langsung dari korban pasca peristiwa
langsung.
Terkati
peristiwa tersebut, ketika kami menghubungi Koordinator NAPAS via
seluler, ia membenarkan peristiwa tersebut. Menurut Koordinator NAPAS,
Marthen Goo, “laporan yang kami
dapat, sekitar jam 23.00 WIT, ada sekelompok yang diduga keras adalah
anggota Polisi sedang minum bersama beberapa Masyarakat. Sementara jam
21.00 WIT, kendaraan di depan jalan rumah Gunawan Berisi (tidak seperti
biasanya). Kemudian datang kelompok orang menghancurkan rumah gunawan,
menghancurkan isi kamar gunawan, memotong gunawan dan membawa lari
leptop Gunawan. Dan yang lebih aneh lagi, pukul 04.00 wit, Polisi datang
dan menodong Ayah Gunawan. Sehingga itu sesungguhnya skenario yang
dibuat oleh aparat untuk membunuh Gunawan karna dia aktifis Papua.
Skenarionya hendak dibuat seperti Mako”. Lanjut Marthen, “ketika
Slamet, yang menodong Pak Hanebora itu datang, ia meneriak, mana yang
pakai kolor putih, dan yang memakai kolor putih adalah Gunawan. Namun
Gunawan tetap tersembunyi, dan andai saat itu Gunawan kelihatan,
kemungkinan besar Gunawan bias ditembak mati. Gunawan ditargetkan untuk
dibunuh mati, namun ia selamat”.
Ironis jika semua aktifis Papua menjadi incaran untuk dilenyapkan.
Oleh: BIKO
Sumber: National Papua Solidarty (NAPAS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar