Selasa, 07 Agustus 2012

Mereka Tak Dibunuh, Tapi Disiksa Seumur Hidup Ada lebih 250 wanita menjadi korban serangan cairan kimia di Kolombia.

Consuelo Cordoba                                                                                                                                                 (daily mail)
Sinar Papua- Serangan cairan kimia itu membuat mereka cacat. Tak hanya membuat kulit wajah dan tubuh melepuh, tapi juga memicu rasa depresi tingkat tinggi. Mereka terkucil. Sungguh penderitaan seumur hidup yang memilukan. 
Dikutip dari Daily Mail, ada lebih 250 wanita menjadi korban serangan cairan kimia dalam tiga tahun terakhir di Kolombia. Kasus serupa juga bermunculan di Bangladesh dan Pakistan. 
"Kami yakin jumlah korban lebih banyak dari itu karena pasti banyak yang tak berani melapor karena mendapat ancaman atau takut," kata Viviana Hernandez, salah satu korban siraman cairan kimia di Kolombia, kepada BBC.
Hernandez masih ingat dengan peristiwa yang menimpanya lima tahun lalu. Cairan kimia yang mengguyur tubuhnya meninggalkan luka bakar parah di bagian dada, wajah, dan tangan. Ia pun kehilangan penglihatan mata kirinya. 
Mantan suaminya yang melakukan itu. Menyewa orang untuk menyiramnya dengan air keras setelah ia menolak rujuk. "Tujuan semua ini hanya untuk menyakiti, bukan membunuh. Menyakiti sepanjang sisa hidup saya," kata Hernandez.
Maria Fernanda Nuñez adalah korban lainnya. Kontestan ratu kecantikan 22 tahun ini juga mengalami serangan cairan asam pada 2010. Mengalami luka bakar di bagian wajah, terutama mata, dan dada, Nuñez yakin pelakunya adalah mantan kekasihnya yang sirik melihatnya menjadi pujaan pria lain. 
Consuelo Cordoba, 51, pun tak bisa melupakan aksi sadis yang dilakukan kekasihnya 11 tahun silam. Siraman air keras membuatnya harus selalu menggunakan masker penutup wajah untuk mencegah infeksi. Ia pun perlu selang yang selalu menempel di hidung untuk bernapas. 
Cordoba miris melihat semakin banyak wanita bernasib sama. Ia pun berunjuk rasa meminta keadilan. Ia tak ingin semakin banyak wanita menderita dan mengalami siksaan seumur hidup. 
"Saya sempat berpikir bunuh diri, saya sudah tiga kali mencoba bunuh diri. Aku sempat merasa untuk apa hidup seperti ini. Dulu aku sangat cantik, sekarang hancur, dan tak ada yang mau menerimaku bekerja," ujarnya. 
Ia berharap pemerintah Kolombia membuat aturan tegas untuk menghentikan kebengisan yang mengancam wanita.  (umi)

 Sumber: VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar