Jakarta-(Sinar Papua)-
Banyak tempat ibadah dan universitas yang saat ini telah dikooptasi
oleh kaum radikalisme. Tak hanya itu, kampus juga menjadi sasaran empuk
untuk proses regenerasi kaum radikalisme.
"Hasil penelitian,
banyak tempat ibadah yang dikooptasi kaum radikal. Kampus juga kewalahan
radikalisme di kampus," ujar Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
(BNPT), Ansyaad Mbai.
Ansyaad menyampaikan hal ini dalam rapat
Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja-KL) Tahun Anggaran 2013 bersama
Komisi III DPR RI di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (6/9/2012).
Ansyaad
kemudian menyampaikan sebuah fakta yang mengejutkan. Dimana 86 %
mahasiswa di 5 universitas kenamaan di Pulau Jawa tidak lagi menerima
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
"Kampus juga kewalahan
menghadapi radikalisme di kampus. Hasil penelitian LIPI 5 universitas
ternama di Jawa, 86 % mahasiswanya menolak Pancasila sebagai dasar
negara," lanjutnya.
Tak hanya universitas, Ansyaad mengungkapkan bahwa para siswa sekolah menengah ke atas juga tak luput dari gerakan radikalisme.
"Yang namanya Rohis SMA, di Jaksel, Jakut, dan Bandung, sudah dibawah pengaruh NII," ujar Ansyaad.
Untuk itu, Ansyaad menegaskan pihaknya ingin melindungi negara ini dari gerakan-gerakan radikalisme.
"Kita
ingin melindungi, jangan sampai terkooptasi radikalisme. Jangan sampai
tempat ibadah dikooptasi radikalisme. Kita lakukan hari ini, jangan
tanya hasilnya besok. Ini proses yang panjang," pungkasnya.[SNRP]
Sumber: detiknews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar