Selama ini, kata Mansyur, anak didik di madrasah itu hanya belajar dengan mengandalkan buku yang dibawa oleh para guru relawan yang mengajar di sana.
Selain buku madrasah tersebut juga membutuhkan berbagai jenis mobiler untuk mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar. Selain itu mereka juga membutuhkan ruang kelas baru untuk para murid, karena sebentar lagi murid yang saat ini masih duduk di bangku kelas tiga akan naik ke kelas berikutnya.
MIS Darussalam saat ini memiliki 29 murid yang terbagi menjadi tiga kelas yaitu kelas satu, dua dan tiga. Madrasah tersebut merupakan satu-satunya sekolah di desa tersebut.
Amatan The Atjeh Post keberadaan bangunan MIS Darussalam jauh dari kata layak untuk disebut sebagai sebuah lembaga pendidikan formal. Madrasah ini lebih cocok disebut gubu karena seluruh dinding sekolah hanya menggunakan jalinan bambu yang sudah dianyam, sedangkan atapnya berasal dari daun rumbia.
Di dalam kelas suasananya juga tak jauh berbeda, hanya berlantaikan tanah, dengan beberapa buah meja dan kursi plastik, untuk menulis mereka masih menggunakan kapur dan papan tulis.[]
Sumber: atjehpost.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar