illustrasi |
(Sinar Papua)- Kota
Wamena yang sejuk di wilayah Kabupaten Jayawijaya (di Pegunungan Papua)
yang setiap tahun menggelar Festival Lembah Baliem, tiba-tiba berubah
menjadi basis aksi terror. 1 September 2012 Kantor DPRD setempat menjadi
sasaran ledakan bom. Tiga minggu kemudian giliran Pos Lantas Polres
Jayawijaya dijadikan sasaran.
Hasil
pengembangan Polri atas kedua kasus ledakan bom tersebut membuahkan
hasil. Sabtu, (29/9/2012) Polisi menggeledah sebuah rumah di Kampung
Honailama, Wamena, milik Pilemon Elosak atas laporan warga mengenai
adanya serbuk bahan peledak di rumah tersebut. Ternyata Pilemon adalah
aktivis Komite Nasional Papua Barat (KNPB) dan rumahnya itu dijadikan
posko KNPB.
Dua
bom siap ledak ditemukan di posko KNPB itu. Dalam penggeledahan yang
berakhir pada pukul 20.55 WIT, polisi menemukan serbuk bahan peledak
dalam 3 kantong plastik hitam, satu buah detonator dari alumunium dan
satu bom botol.
Di
tempat yang sama Polisi menyita 3 ikat panah, 3 busur, 1 pucuk senapan
angin, 8 bilah parang, 2 bilah kapak, jeriken berisi 3 liter bensin, 1
baret petapa warna biru, 1 keping CD Papua Merdeka, 1 buah bendera
bintang kejora, satu buah stampel KNPB, dan 10 buah kartu tanda pengenal
KNPB dan uang Rp 13,6 juta.
http://nasional.kompas.com/read/2012/09/30/17540483/Dua.Bom.untuk.Pemerintah.Polisi.dan.TNI.di.Papua
Polisi
kemudian menangkap Pilemon Elosak (pemilik rumah) beserta sejumlah alat
bukti yang ditemukan di rumahnya. Dalam pengakuannya, Pilemon mengatakan bom yang sudah jadi disimpan di tiga posko sekretariat KNPB di Kampung Abusa, Elabukama, dan Honailama.
Karo
Puspen Mabes Polri Boy Rafli Amar mengatakan, bom tersebut diduga
ditargetkan untuk meledakkan secara serenta di beberapa tempat di Papua.
Sasarannya adalah Polres Jayawijaya, Kodim, batalyon, Jembatan Baliem,
dan kantor kelurahan di samping kediaman Kapolres Jawijaya di Wamena.
Terkait penggerebekan itu, situs resmi KNPB http://knpbnews.com
memberitakan Ketua KNPB wilayah Baliem, Simion Dabi menuding Polisi
telah menggiring KNPB menjadi teroris. Tujuh akivis KNPB termasuk Sekjen
KNPB Wilayah Baliem, Janus Wamu (26) telah ditangkap secara
sewenang-wenang oleh Polisi dari satuan Densus 88 dan Polisi dengan
senjata lengkap.
“…katanya
besok mereka akan kembali bakar rumah honai disini. Kami belum tahu
motif penangkapan ini, tapi kemungkinan ini berkaitan dengan skenario
menggiring aktivis KNPB ke teroris dengan mengkaitkan kasus peledakan
Bom beberapa waktu lalu di jalan Irian Wamena”, ujar Dabi.
Situs
itu juga memberitakan bahwa pada 23 September 2012, enam anggota KNPB
di Timika telah ditangkap di jalan oleh Polisi Indonesia dan
diintimidasi selama sehari di Polres Mimika. Tanpa salah, aktivis KNPB
terus dikejar, ditangkap, diintimidasi dan dibunuh oleh NKRI. Ketua Umum
KNPB, Victor Yeimo telah mendesak agar anak buahnya segera dibebaskan,
karena penangkapan itu tidak beradab dan beradat.
Sumber: kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar