Indahnya Danau Sentani dengan latar Pegunungan Cyclops (Sastri/ detikTravel) |
Danau Sentani yang terletak di Kabupaten Jayapura, Papua, tak hanya cantik secara fisik. Ada banyak cerita di balik kemolekannya, membuat saru legenda dan sejarah. Saya mendapat kesempatan berkunjung ke danau ini pada Juni 2012 lalu.
Bersama beberapa wartawan yang meliput Festival Danau Sentani 2012, saya ikut dalam Sentani Lake Tour menggunakan kapal mirip pesiar. Ikut pula dalam rombongan, finalis Putra-Putri Papua yang tampan dan cantik. Dipandu oleh dua orang guide, kami berkeliling selama 1,5 jam.
"Danau Sentani terletak di ketinggian 75 mdpl. Panjang danaunya 30 kilometer," tutur Samuel, nama guide yang mulai berbagi informasi kepada para penumpang kapal.
Ada 22 pulau kecil yang tersebar di seluruh danau, terbagi jadi tiga wilayah yaitu timur, tengah, dan barat. 24 Kampung adat yang masuk ke tiga wilayah ini dibedakan berdasarkan dialek bahasa Papua.
Kapal pun melaju, cukup pelan untuk saya menikmati panorama cantik Danau Sentani. Danaunya seakan tak berujung. Hijaunya Pegunungan Cyclops membuat tempat ini seperti di Norwegia sana. Pulau-pulau kecil mulai terlihat, pun rumah-rumah penduduk yang dibangun di pinggir danau.
Samuel pun mulai bicara tentang legenda yang dipercaya masyarakat Sentani. Seluruh penumpang kapal pun memerhatikan, berusaha mencerna tiap kata yang dilontarkannya.
"Ceritanya, orang Papua Nugini sedang menunggang seekor naga. Mereka tiba-tiba terdampar di wilayah ini. Naga mati, tapi penunggangnya berhasil selamat. Mereka buat peradaban. Katanya, kepala naga ada di sebelah timur danau, buntutnya ada di sebelah barat," jelas Samuel.
Rupanya masyarakat setempat percaya kalau leluhurnya berasal dari Papua Nugini. Masuk akal, mengingat orang Papua punya keunikan tersendiri dibanding etnis-etnis lain di Indonesia. Mereka adalah ras Austroloid.
Kemudian dalam pikiran saya terlintas, bagaimana legenda naga bisa sampai ke pulau paling timur itu? Papua tak punya pengaruh China, apalagi Hindu. Namun tiba-tiba pikiran saya buyar mendengar cerita selanjutnya dari Samuel.
"Sentani punya hiu dan barakuda," katanya.
Saya terbelalak. Bagaimana ceritanya dua spesies hewan buas air laut 'nyasar' ke danau berair tawar?
"Hiu dan barakuda datang dari hilir (laut-red). Konon mereka beradaptasi mulai air payau hingga air tawar," jawab Samuel.
Hewan itu adalah Hiu Sentani (Pristis microdon). Apakah ikan-ikan itu masih ada? Samuel mengiyakan. Sayangnya, Hiu Sentani terakhir ditemukan tahun 1990-an. Keberadaannya hilang sampai sekarang.
Tak terasa 1,5 jam berlalu, kapal pun siap bersandar di dermaga Kalkhote tempat kami berangkat. Samuel masih bicara banyak hal tentang Danau Sentani, termasuk mengajarkan kami beberapa kosakata Papua.
"Jangan lupa, masyarakat Sentani itu ramah sekali. Tiap rumah di sini bisa jadi homestay, mereka punya tempat sendiri untuk para tamu. Makanya, wisatawan luar negeri juga tak pernah sungkan untuk berlama-lama di sini," tutup Samuel. (SNRP).
Sumber: travel.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar