Kamis, 29 November 2012

Mabes Kirim Tim Ke Papua

Tim Khusus TNI, POLRI Bekerja sama dengan BRIMOB
JAKARTA---Mabes Polri sangat terpukul dengan peristiwa penyerangan di Polsek Pirime, Kabupaten Lany Jaya , Papua. Polri menyebut aksi itu dilakukan oleh faksi dalam organisasi Papua Merdeka.

"Memang ini katagorinya massa yang liar, namun dari analisa sementara itu bagian dari gerombolan OPM," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar di Mabes Polri kemarin (27/11).

Mabes mempertimbangkan mengirimkan tim khusus dari Brimob ke Papua. "Masih dianalisa apakah perlu kita tambah dari Mako Kelapa Dua atau Polda Papua sudah cukup," kata mantan Kapoltabes Padang, Sumatera Barat itu.

Polri mempunyai pasukan yang disebut BAG atau Brimob Anti Gerilya. Pasukan ini adalah anggota Brimob yang berkualifikasi khusus dan mendapatkan pelatihan spesial. "Kelompok penyerang lari ke hutan-hutan. Pengejarannya terkendala medan dan cuaca," katanya.

Karena serangan ityu, seluruh Polsek ditambah kekuatannya. "Saat kejadian memang minim sekali anggota. Kelompok seperti ini memang menyasar pos pos kecil," kata Boy.     

Tiga polisi tewas dalam serangan yang dilakukan oleh gerombolan tidak dikenal di Markas Polsek Pirime, Kabupaten Lany Jaya, Papua, Selasa 27 November 2012. Ketiga polisi itu ditemukan dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Bahkan, kondisi Kapolsek ditemukan terbakar dan kondisi tangan terpotong-potong.  

Serangan itu dilakukan oleh sekitar 50 orang. Aksi serbuan itu diduga berlangsung saat para polisi melakukan upacara bendera.Polsek Pirime ini hanya memiliki delapan anggota polisi. Pada saat penyerangan itu, hanya ada empat polisi yang berjaga, termasuk Kapolsek Pirime, Ipda Rolfi Takubesi,48, yang ikut tewas.

Sementara itu, empat polisi lainnya tidak berada di kantor. Satu polisi sedang dinas luar, satu cuti, dan dua lagi sedang tidak bertugas. Beruntung, dalam serangan itu ada satu polisi yang berhasil selamat.Diduga, motif penyerangan ini adalah merampas senjata aparat.    

"Mereka butuh logistik, termasuk senjata. Serangan itu untuk merampas," kata Boy Rafli. Dia menyebut Kapolri Jenderal Timur Pradopo telah menelpon langsung Kapolda Papua Irjen Tito Karnavian untuk meminta laporan detail.

"Pengungkapan dan pengejaran akan dilakukan sembari memperkuat pos-pos lain, terutama yang terpencil," katanya.(rdl)

Sumber:  jpnn.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar