Jumat, 10 Agustus 2012

Penembakan Kepala Desa, Pimpinan TPN-OPM Sangkal Tuduhan Aparat

Stop kekerasan di Papua [google]
JAYAPURA; (Sinar Papua)- Koordinator Umum Organisasi Papua Merdeka (OPM) Lambert Pekikir mengaku telah melakukan aksi penembakan terhadap mobil TNI Yonif 431 di Kampung  Sawitami Distrik Arso Kabupaten Keerom. Namun, dia menyangkal telah menembak Yohanes Yanufrom (30) Kepala Desa Sawi Tami, Distrik Arso Timur Kabupaten Kerom. 

 “Saya berterima kasih kepada Kapolda Papua yang telah menuduh saya melakukan penembakan, hingga mengakibatkan Jon (Johannes Yanupron, Red) meninggal dunia. Tapi ingat, dia itu anak saya, dan dia telah bertemu saya pada tanggal 29 Juni lalu. Jadi, apakah kami yang menembaknya?” kata Lambertus Peukikir saat dihubungi, Selasa (3/7) pukul 07.50 WIT.  

Dikatakan, memang benar kelompoknya yang menembaki mobil  Yonif 431. “Kami sudah mengendap sejak pukul 05.00 WIT pagi,  Minggu (1/7). Saat Jon lewat di lokasi tersebut, kami menyuruhnya kembali ke rumahnya. Saat kembali itulah, dari jarak 100 meter tampak mobil Yonif 431 dan kami lakukan penembakan terhadap mobil. Seusai penembakan, kami kembali ke hutan,” tegasnya.  

Dia mengaku kaget setelah di dalam hutan mendengar kabar bahwa John tewas. “Dia itu adik dan anak saya. Saya menolak jika disebut bahwa peluru yang menewaskan Jhon  berasal dari kami. Kami masih mencari tahu peluru siapa sebenarnya yang mengenai Johanes Yanupron,” tandasnya.  

Sebelumnya, seusai upacara HUT ke-66 Bhayangkara di Lapangan Brimob, Kotaraja, Jayapura, Senin (2/7), Kapolda Papua, Irjen  Pol Drs BL Tobing menyampaikan  keterangan bahwa Koordinator OPM, yang bermarkas di wilayah  perbatasan RI-Papua New Guinea (PNG) Lambert  Peukikir harus bertanggung jawab terkait aksi penembakan pada HUT OPM 1 Juli 2012, yang mengakibatkan  tewasnya Yohanes Yanupron (33).   Kapolda yang didampingi Penjabat Gubernur Papua Dr Drs H Syamsul Arief  Rivai MS dan Pangdam XVII/Cenderawasih   

Mayjen TNI  Mohamad Erwin  Syafitri menegaskan, pihaknya  masih berupaya mendalami motif dibalik aksi penembakan  tersebut.   “Kami bersama TNI melakukan penyisiran di sekitar lokasi  penembakan itu untuk mengungkap para pelaku. Sepanjang dia di wilayah hukum RI, kami akan proses sesuai,” ujarnya.  

Dia mengimbau masyarakat Papua agar tetap bersabar, karena tak mudah mengungkap kasus seperti itu. “Karena itu, TNI-Polri telah sepakat untuk segera meringkus para pelaku. Apabila dibiarkan kelompok  ini akan  terus berkembang,” katanya.

Disinggung tentang proyektil di lokasi  penembakan, katanya,  pihaknya sampai kini belum menemukan proyektil. “Bahkan , kami sudah berupaya mencari menggunakan alat deteksi logam untuk mengetahui jenis proyektil yang menembus tubuh korban. Kami belum tahu senjata apa yang digunakan, tapi patut diduga  tak  beda  dengan aksi sesaat sebelum penembakan  terhadap iring- iringan mobil Danyon 431 Kostrad Letkol (Inf) Indarto di Sawiyatami, Wembi, Keerom, Jayapura, Minggu kemarin,” ujarnya.    

Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Mohamad Erwin  Syafitri mengatakan, OPM yang diduga membuka markas di wilayah perbatasan RI- PNG telah menjadi target operasi  TNI. Bahkan, TNI-Polri telah bertekad tak akan membiarkan mereka  berkembang. “Selama ini, kami cukup intensif untuk  menyikapinya. Selama  mereka  masih di wilayah  NKRI, hukum akan ditegakkan bagi mereka. Kapasitas kami TNI sepenuhnya mendukung hal itu,” tegas Pangdam.   

Gubernur Papua memohon kepada aparat TNI-Polri untuk   mengusut  tuntas aksi penembakan  terhadap kepala  desa tersebut. “Ini adalah negara hukum. Hukum itu harus ditegakkan. Itu juga   merupakan bagian dari mengangkat harkat dan martabat rakyat Papua, karena hukum  itu juga melindungi, baik langsung maupun tak langsung rakyat Papua,” ujarnya.  

Sementara itu, Dandim 1701 Jayapura, Letkol Inf Rano Tilaar saat dihubungi SP
, Selasa pagi mengaku, pengejaran pelaku terus dilakukan. “Kami berhasil menemukan satu pucuk senjata rakitan dan slongsong peluru dengan jenis peluru dobolhop dan sebuah parang panjang,” katanya di Markas Kotif Yonif Linud 431/SSP.  

Dikatakan, tampaknya, senjata rakitan yang ditemukan sama dengan video streaming Lamberth Pekikir. Dalam video tersebut, Lamberth Pekikir menyampaikan pidatonya dan sedang dikawal oleh anggotanya dengan bersenjatakan senjata rakitan, yang jenisnya sama dengan yang ditemukan pihak TNI.   Letkol Inf Rano Tilaar juga menghadirkan barang bukti berupa senapan rakitan, sebilah parang, dan selongsong peluru, serta saksi-saksi. “Dugaan kuat, kelompok bersenjata itu adalah orangnya Lamberth Pekikir. Kami akan terus mengejar mereka,” katanya. [154]   


Sumber: suarapembaruan.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar