"Kita mau ringkus nih, kita mau gulung semua itu. TNI sudah sepakat bersama kita, karena hal itu tidak bisa dibiarkan lagi dan kita telah tahu," kata jenderal bintang dua itu kepada pers di Jayapura, Papua, Senin.
Menurut dia, tindakan yang dilakukan oleh kelompok bersenjata tersebut telah meresahkan warga Keerom dan Papua pada umumnya sehingga pihaknya bersama TNI segera meringkus para pelaku.
Sebelumnya (1/7), kelompok bersenjata itu telah melakukan penghadangan disertai penembakan terhadap rombongan Danyonif 431 yang sedang melakukan patroli rutin sehingga melukai salah satu anggota yang terkena pecahan kaca mobil imbas dari rentetan tembakan tersebut.
Sementara tak jauh dari lokasi penembakan rombongan Danyonif 431, salah seorang warga sipil yang bernama Johanes Yanafrom (30) yang juga kepala kampung (desa) Sawi Tami ditemukan tewas tertembak di bagian kepala dan dada hingga keperut.
"Patut diduga, kelompok itulah yang melakukan penyanggongan rombongan Danyonif 431, kan mereka alami gangguan waktu mau kembali," katanya.
Ia mengatakan para pelaku tersebut selalu mencari kelemahan dan kelengahan dari aparat keamanan sehingga bisa berbuat demikian.
"Mereka mencari kelengahan kita, dan kelompok yang paling bertanggungjawab adalah pimpinan Lambertus Pekikir," katanya.
Disinggung tentang proyektil peluru di lokasi kejadian, Jenderal bintang dua itu mengatakan pihaknya hingga saat ini belum menemukan proyektil itu, meskipun telah menggunakan alat detektor logam.
"Sampai sekarang belum ditemukan, kita sudah pakai alat deteksi logam. Karena korban kepala kampung tembus peluru, kita belum tahu senjata yang digunakan," katanya.
Menurut dia, mereka (pelaku) melakukan penembakan terhadap korban dari jarak yang memungkinkan.
Untuk itu, ia berharap adanya laporan dari warga sekitar lokasi ataupun warga Papua pada umumnya jika mengetahui orang yang mencurigakan yang akan melakukan berbagai aksi yang tidak bertanggung jawab.
"Yah, kita imbau kepada masyarakat. Sekarang, siapa duga tindakan manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab itu. Siapa yang bisa melarang jangan keluar, itu tidak boleh juga," katanya.
"Kita kemarin itu apes juga, termasuk korban. Dan korban itu paling tidak, ini mungkin menurut saya dengan pelaku ini pernah tahulah atau pernah ketemu dan ini kita masih selidiki," tambahnya.
Media massa Dalam kesempatan itu, Kapolda Papua mengimbau media cetak dan elektronik di Kota Jayapura dan sekitarnya tidak membesar-besarkan kelompok bersenjata atau separatis lewat pemberitaan.
Didanoubfu Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Erwin Syafitri dan penjabat gubernur Papua, Syamsul Arief Rivai, ia menjelaskan pihaknya telah menginventarisasi para pelaku penembakan di Kabupaten Keerom pada Minggu (1/7) pagi.
"Untuk itu, rekan-rekan media massa yang mengetahui keberadaan para kelompok bersenjata tersebut segera melapor, jangan mendiamkan ataupun malah ikutan konferensi pers lagi. Jangan dibesarkanlah manusia-manusia seperti itu, biar sekalian kita ambil orangnya," katanya.
Sementara itu, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Erwin Syafitri mengatakan, penembakan yang terjadi tak jauh dari mobil Danyonif 431 yang sedang melakukan patroli rutin di sekitar Kampung Sawi Tami, Keerom, Papua.
"Korban Johanes tewas ditembak di bagian kepala dan dada saat berada sekitar 200 meter di belakang mobil Danyonif 431 yang melakukan patroli," katanya.
Ia menjelaskan bahwa penembakan dilakukan oleh kelompok OPM pimpinan Lamberthus Pekikir yang berencana masuk ke Kota Jayapura untuk melancarkan sejumlah aksinya. Pelaku diidentifikasi bernama John.
Namun, pihaknya telah mengetahui rencana aksi tersebut sehingga di beberapa titik atau tempat yang akan dilewati oleh kelompok yang bermarkas di Waris, kabupaten Keerom ini dijaga ketat Yonif 431.
"Mereka hendak ke kota Jayapura dan kita telah mengetahui itu. Rencananya ingin melakukan aksi di Kota Jayapura namun merasa terdesak, kelompok ini mengambil tempat di ketinggian yang kemudian menembak Danyonif 431 beserta anggota yang tengah berpatroli," katanya.[Ant/L-9]
Sumber: suarapembaruan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar