Jumat, 16 November 2012

Soal Perampokan Calon Gubernur Papua, Polisi Belum Terima Laporan

Ilustrasi perampokan (sumber:
yudifingernote.wordpress.com)
Bakal calon (balon) GUbernur Papua Ruben Marey dirampok. Uang 1 juta dolar raib digondol pelaku.

Pihak Polda Metro Jaya mengaku belum menerima laporan terkait kasus dugaan perampokan yang menimpa bakal calon (balon) Gubernur Papua, Ruben Marey (43). Seperti diketahui, sebelumnya kepada media massa, korban mengaku uangnya US$1 juta raib digondol pelaku.

"Ya, memang sudah ada pemberitaan di media, terkait kasus perampokan terhadap Ruben Marey. Ia menceritakan di media dirampok 1 juta dolar, di parkiran Bank Mandiri, Jalan Gatot Soebroto, Selasa lalu," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid HUmas) Polda Metro Jaya, Komisaris Besar (Pol) Rikwanto, di Mapolda Metro Jaya, Jumat (16/11).

Rikwanto menegaskan, belum ada laporan polisi terkait kasus itu yang diterima oleh Polda Metro Jaya.

"Kami cari catatan laporan di SPK Polres wilayah Polda Metro Jaya, belum ada laporan terkait itu. Tak ada, baik di Polda dan di Polres," tegasnya.

Rikwanto berharap, pihak korban mau segera membuat laporan, agar bisa langsung ditelusuri dan diselidiki.

"Supaya segera bisa diusut, yang bersangkutan diharapkan segera melaporkan, agar bisa kita telusuri. Baik (tentang) pelaku, disekap di mana, disetor ke mana uangnya, dan lainnya. Polisi tetap selidiki, namun bukan penyidikan. Kami belum bisa sampaikan lebih jauh. Sejauh ini, informasi didapat dari media," katanya.

Menyoal mengapa korban urung melaporkan kejadian dugaan perampokan itu, Rikwanto mengatakan bahwa berdasarkan keterangan di media, yang bersangkutan mau mendaftar menjadi balon Gubernur Papua dulu.

"Di media dikatakan mau daftar dulu menjadi balon Gubernur Papua. Kami harapkan, setelah daftar, segera melapor. Kalau makin lama lapor, pelaku semakin jauh. Kami harapkan segera lapor," terangnya.

Terkait apakah polisi sudah memeriksa nomor pelat mobil pelaku, Rikwanto mengungkapkan bahwa polisi belum memeriksanya. Pasalnya menurutnya, nomor pelat yang diketahui itu tak lengkap.

"Belum periksa pelat mobil, karena tak ada buntutnya. Kalau lengkap, (kita) bisa dilakukan penyelidikan," tandasnya.

Berdasarkan keterangan korban, kronologis kejadiannya bermula ketika dirinya mengambil uang di salah satu bank di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, sebesar US$1 juta, Selasa (13/11).

Kemudian, ia mengaku berniat menyetorkan sebagian uangnya itu di Bank Mandiri, di kawasan Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Namun, setelah turun dari taksi, tiba-tiba tiga orang mendekatinya dan menempelkan senjata api di lehernya.

Selanjutnya, pelaku memaksa korban untuk masuk mobilnya, sambil meminta secara paksa dua telepon genggam dan uang korban. Pelaku sempat membawa korban ke sebuah apartemen di kawasan Jakarta Barat. Di apartemen itu korban disekap, namun tidak disiksa.

Lalu, korban pun meminta pelaku untuk melepaskan dirinya dan dilepaskan. Pelaku sempat mengancam korban agar tak melaporkan kejadian ini.

Sumber:  beritasatu.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar