Minggu, 04 November 2012

Mayoritas Produksi Gas Tangguh Papua untuk Ekspor

ilustrasi
Jakarta - Pemerintah memastikan 60% produksi gas dari lapangan gas Blok Tangguh fasilitas ketiga LNG liquefaction Train III di Papua akan dialokasikan untuk kebutuhan ekspor. Sementara sisanya 40% untuk dalam negeri khususnya PT PLN (Persero).

Diperkirakan, pembangunan lapangan gas ini akan selesai tahun 2018.

"Ada 40% domestik yang dari tren III, 60% ekspor 40% domestik," kata Deputi Perencanaan Badan Pengelola Minyak dan Gas (BP Migas) Widhyawan Prawiraatmadja saat ditemui di acara Development and Deployment of Enhanced Oil Recovery Strategy Ruang Bima Sena, Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Senin (5/11/12).

Ia mengatakan, alokasi gas untuk domestik akan bergantung kepada kebutuhan dalam negeri sendiri karena menurutnya, tidak ada ketentuan untuk menetapkan besaran alokasi gas untuk domestik.

"Itu kan memang secara kontekstual kan memang nggak ada ketentuan domestik berapa. Kalau ada domestik ya kita untuk domestik," katanya.

Mengenai harga, ia belum dapat menjawab secara pasti. Namun menurutnya, harga yang diberikan perusahaan patungan Pertamina dan PGN, yaitu Nusantara Regas akan menjadi acuan ditetapkannya harga nanti.

"Kan sekarang ada preseden yang Nusantara Regas kan, itu akan menjadi acuan. Paling tidak sama dengan itu," katanya.

Seperti diketahui British Petroleum dipastikan akan kembali mengelola lapangan gas Blok Tangguh di Papua. Investasi senilai US$ 12 miliar, sekitar 7,5 miliar pound sterling atau Rp 108 triliun, telah disiapkan.

Pembangunan fasilitas ketiga LNG liquefaction Train III segera dimulai. Perusahaan minyak asal Inggris itu sepakat 40 persen hasil produksi gas Train III itu akan dijual ke PT PLN (Persero) untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listriknya.


Sumber:  finance.detik.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar